Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
Itik lokal unggul diharapkan dapat menjadi sumberdaya ekonomi dan meningkatkan pendapatan peternak itik lokal, sehingga kesejahteraannya meningkat. Hal ini disebabkan itik terbukti tahan terhadap penyakit dibandingkan jenis unggas lain, dan pemeliharaannya idak membutuhkan modal besar seperti halnya ternak ruminansia.Ā Itik merupakan penghasil daging, telur dan juga bulu, itik dapat hidup dan berkembang biak dengan pakan yang sederhana sesuai dengan potensi wilayah.
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) memiliki nama lain, diantaranya kelor (jawa, sunda, bali, lampung, kilor (lampung), murong (aceh), munggai (sumatera barat), kerol (buru), marangghi (madura), moltong (flores), kelo (gorontalo), keloro (bugis), kawano (sumba), kelo (ternate, tidore), ongge (bima) dan hau fo (timor). Berdasarkan uji fitokimia pada daun kelor adalah positif mengandung flavonoid [3]. Setiap bagian tanaman Kelor memiliki kandungan kimia yag bervariasi, daun dan biji serta bunga tanaman ini banyak digunakan sebagan bahan untuk pangan fungsional (food fortificant) dalam pembuatan roti, biskuit, yoghurt, keju atau sup. Kelor juga kaya akan antioksidan, Pangan yang mengandung antioksidan sangat dianjurkan untuk mempertahankan fungsi kekebalan dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.
Analisis laboratrium dari daun Kelor juga menunjukkan kandungan protein 33,89% dalam Bahan Kering dengan antoksidan 239,42.
Daging itik juga memiliki kelebihan kandungan mineral terutama zat besi yang mampu memenuhi sekitar 50% kebutuhan harian tubuh orang dewasa dibanding daging ayam yang hanya 9%. Daging itik juga mengandung vitamin B, C dan antioksidan, sedangkan daging ayam tidak ada sama sekali [10]. Nugget adalah jenis olahan daging restrukturisasi yaitu daging yang digiling dan di bumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti (breading), dan di goreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan.
Nugget adalah jenis olahan daging restrukturisasi yaitu daging yang digiling dan di bumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti (breading), dan di goreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Nugget daging itik dengan penambahan tepung daun Kelor yang dilengkapi dengan Jamur tiram putih, akan menambah pangan fungsional di masyarakat Indonesia, yang kaya gizi dan zat bioaktif.
Hasil intervensi terhadap balita stunting dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa nugget daging itik dengan re call 2 X 24 jam selama 3 bulan, telah mampu meningkatkan berat badan dan tinggi badan balita atau Antropometri Balita seperti dijelaskan pada Tabel 1 .
Tabel 1. Rataan nilai Antropometri pada Balita Stunting antara usia 2 ā 4 tahun.
Indikator | Hasil intervensi | Standar Balita stunting* |
Selisih Berat awal- akhir | 0,45 kg | 0,40 kg |
Selisih Tinggi awal-akhir | 0,15 m | 0,10 m |
Rata-rata Indeks Masa Tubuh awal | 0,2 | 0,15 |
Ket: *Standar balita stunting berdasarkan PMK RI Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nutrisi yang ada dalam nugget itik dengan foritifikasi tepung daun kelor cukupBerisi output dan outcome yang diperoleh seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Tabel 2. Perbandingan kandungan Nutrisi produk Nugget dengan standar
Nutrisi | Nilai (/100g) | Standar (/100g)* | Standar (/100g)** |
Kalori | 467 kkal | Minimum 400 kkal | |
Protein Kasar | 14,91 ā 20,38 g | 8 ā 12 g | 9ā 12 g |
Lemak | 16,31 g | 10 ā 18 g | Maksimal 20 g |
Kolesterol | 24,1 mg | – | – |
Serat kasar | 16,22 g | Maksimum 5 | |
Sukrosa | 0,98 g | Maksimum 20 | |
Calsium | 335 mg | 225-450 mg | Maks 500 mg |
Phospor | 234 mg | 180-275 mg | |
Fe | 5,7 mg | 4,0 ā 7,0 mg | |
Zn | 1,7 mg | 2,0 ā 3, 75 mg | |
Se | 6 mcg | 7 ā 14 mcg | |
Vit C | 26,15 mg | ||
Natrium | 262,23 mg | Maksimum 300 | |
Antioksidan | 38,76 %In | – | |
Alkaloid | + | – | |
Saponin | + | – | |
Steroid | + | – |
Ket : *Standar Gizi sesuai PP Menkes RI Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Standar Produk Suplementasi Gizi
** Standar SNI 6683 Tahun 2014 Nugget ayam

Gambar . Nugget daging itik dengan substitusi Jamur tiram dan fortifikasi 2% tepung daun Kelor