Budidaya Ikan Nila Untuk Mencegah Stunting Pada Balita, Remaja dan Ibu Hamil

A.Budidaya ikan nila

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan air tawar yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah yang diharapkan dapat menyumbang peningkatan produksi, dan mendapat perhatian dari masyarakat dunia, yang menitik beratkan pada peningkatan gizi masyarakat di negara-negara berkembang.

Budidaya ikan nila adalah suatu usaha untuk memelihara ikan nila denganpemberian pakan dan pengendalian kualitas air kolam dengan cara yang teratur dan rutin. Potensi budidaya ikan nila sangat tinggi karena pemeliharaan yang mudah, perkembangbiakan yang cepat, daya tahan yang kuat dan lokasi budidaya yang beragam

Realisasi dari target peningkatan produksi, kegiatan budidaya ikan nila yang dilakukan secara intensif dengan kepadatan tinggi dan input pakan. Konsekuensi dari hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan produksi limbah dari sisa metabolit ikan. Hal tersebut menjadikan faktor pembatas di dalam produksi perikanan, sedangkan budidaya ikan nila, tidak terlepas dari penggunaan air media budidaya baik kuantitas maupun kualitas perairan.

B.Memilih benih ikan nila

Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.

Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.

Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya pembenihan ikan nila.

Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.

2. Penebaran benih ikan nila

Kolam yang telah terisi air sedalam 60 cm-1 m siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.

Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.

C. Pemeriharaan budidaya ikan nila

Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit

1.Pengelolaan air

Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.

Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ā…“ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.

2. Pemberian pakan

Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.

3. Pengendalian hama dan penyakit

Ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.

Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.

4. Pengelolaan lingkungan

  1. Menyediakan kolam atau tempat untuk mengolah buangan air dari penggantian ikan
  2. Menyediakan tempat sampah dibuang mengikuti prosredur lingkungan
  3. Menjaga kebersihan lingkungan kolam

5. pengelolaan Kesehatan ikan

Suhu air yang ideal untuk budidaya ikan nila berkisar 25ĀŗC-30ĀŗC. pada rentang suhu ini, ikan nila akan tumbuh dengan optimal karena metabolisme dan nafsu makannya berada pada kondisi terbaik. kondisi lingkungan yang stabil akan membantu meningkatkan hasil panen ikan nila. berikut penjelasannya:

  1. Di bawah 20ĀŗC: aktivitas ikan nila menurun, termasuk nafsu makan dan pertumbuhan. suhu rendah juga dapat meningkatkan risiko penyakit.
  2. Di atas 32ĀŗC: ikan nila dapat mengalami stres, yang menyebabkan penurunan pertumbuhan dan reproduksi. suhu tinggi juga mengurangi kadar oksigen terlarut, yang dapat berdampak buruk.

Tips untuk menjaga suhu air:

  1. gunakan kolam dengan kedalaman kurang lebih 1 meter untuk mengurangi fluktuasi (perubahan) suhu.
  2. tambahkan tanaman air atau gunakan peneduh untuk mengurangi pemanasan berlebih oleh sinar matahari.
  3. pantau suhu air secara rutin menggunakan termometer.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

21 views
Scroll to Top