Pembuatan Pakan Alami Untuk Ikan Nila, Gurame dan Lele Supaya Sumber Makannya Lebih Terjamin

Pakan alami memiliki peran penting dalam usaha akuakultur, terutama pada proses pembenihan. Peran pakan alami hingga saat ini belum dapat tergantikan secara menyeluruh. Disamping sebagai sumber protein, karbohidrat dan lemak, pakan alami terutama mikroalga merupakan sumber utama asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan yang berkualitas dan diberikan dalam jumlah yang cukup akan memperkecil persentase mortalitas larva ikan atau udang (Mujiman, 1984).

Pakan alami  yaitu  merupakan pakan hidup bagi larva dan benih ikan atau udang.pakan alami potensial untuk benih ikan air tawar,adalah infusoria yaitu organisme belsel tunggal seperti (paramaecium sp),rotifer (brachiourus sp),kladosersera (moina sp dan daphnia sp),larva nyamuk chironomus (blood worm), dan cacing rambut (tubifek sp) keberadaan pakan alami sangat diperlukan oleh budidaya ikan terutama dalam pembenihan karena akan menunjang sintasan benih ikan terutama dalam pembenihan, kaerena  akan menunjang sintasan benih ikan dan dalam keadaan  hidup sehingga tidak busuk.

A. Definisi Pakan Alami

  1. Budidaya perairan (aqua culture) adalah suatu kegiatan produksi, proses, dan pemasaran dari organisme yang bersifat hidup dari sistem perairan.
  2.  Pakan alami adalah bahan pakan yang diambil dari organisme organisme hidup dalam bentuk dan kondisinya kondisinya seperti seperti sifat- sifat keadaan dialam.
  3.  Organisme pakan alami (life food organism) yaitu organisme hidup yang dipelihara dan dimanfaatkan / diperuntukkan sebagai pakan didalam proses budidaya perikanan.
  4. Budidaya pakan alami didefinisikan sebagai suatu kegiatan produksi, prosesing dan pemasaran organisme pakan hidup dari suatu sistem perairan yang dapat dimanfaatkan untuk pakan kultivan dalam kegiatan budidaya perikanan.
  5. Sedangkan Sedangkan sebagai sebagai batasan batasan aspek pokok bahasan bahasan yang dipelajari didalam budidaya pakan alami ini adalah jenis-jenis dari golongan fitoplankton (mikroalgae) dan zooplankton (rotifer, artemia, daphnia dan Moina).

Peran utama pakan alami yaitu sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Selain itu pakan alami juga lebih mudah dicerna karena ukuranya dirancang sesuai dengan ukuran pakan larva. Kelebihan lain dari pakan alami yaitu karena sifatnya yang hidup di dalam air, sehingga tidak mencemari lingkungan perairan. Beberapa pakan alami juga diperuntukkan untuk ikan yang telah dewasa, ini bisa menjadikan pakan alami sebagai pakan alternatif untuk kebutuhan nutrisi ikan.

B. Jenis-jenis pakan alami dalam budidaya ikan air tawar

a. Fitoplankton untuk pakan alami larva

1.Alga Hijau (Chlorella sp.)

Merupakan fitoplankton yang dapat beradaptasi di segala kondisi perairan, baik itu laut atau tawar. Chlorella merupakan jenis alga hijau yang memiliki sel tunggal (uniseluler), berfotosintesis, dan hidup di iklim tropis. Memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Dalam 100 gr chlorella terkandung protein 50%, karbohidrat 20%, lemak 20% serta vitamin, mineral, dan asam amino. Kandungan vitamin chlorella juga lengkap, mencakup vitamin B1, B6, B12, biotin, asam folat, dan riblovlafin.Budidaya chlorella juga cukup mudah, hanya membutuhkan waktu 5 hingga 7 hari hingga masa panen. Biasanya pengaplikasian chlorella diberikan langsung pada larva ikan herbivora (ikan gurami, koki, mas, dan koi). Namun chlorella bisa juga diberikan melalui zooplankton seperti Daphnia.

2.Spirulina Sp

Spirulina merupakan jenis fitoplankton yang banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia ataupun sebagai pakan alami bagi ikan. Kandungan pigmen yang terdapat pada spirulina dapat memunculkan dan memperjelas pigmen warna ikan hias. Selain itu kandungan nutrisinya dapat mempercepat pertumbuhan benih ikan. Spirulina cocok diaplikasikan sebagai pakan alami atau bahan formulasi pakan buatan.

b. Zooplankton untuk Pakan Larva Ikan Air Tawar

1.Kutu Air (Daphnia magna)            

Umumnya digunakan sebagai pakan ikan air tawar, baik itu ikan hias ataupun ikan konsumsi. Dikarenakan mudah dibudidayakan dan perawatanya tidak membutuhkan biaya yang besar.Daphnia diengkapi dengan tubuh yang lonjong, memiliki ruas, dan berwarna merah transparan. Pada bagian atas terdapat kepala yang dilengkapi dengan alat hisap dan sensor.Nilai kandungan nutrisi daphnia juga cukup tinggi, setiap 1 gram daphnia mengandung Protein 4%, Lemak 0.5%, dan Karbohidrat 0.67%. Daphinia dapat diaplikasikan pada benih ikan atau ikan yang berukuran kecil.

2.Cacing Sutra (Tubifex sp.)

Cacing sutera adalah salah satu jenis pakan hidup yang banyak disenangi pembudidaya karena budidaya nya mudah dan mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva ikan. Media hidup cacing sutera terdiri dari lumpur dan bahan organik.Dalam ilmu taksonomi cacing sutra termasuk dalam golongan nematoda. Disebut sebagai cacing sutra karena cacing ini memiliki tubuh yang lunak dan sangat lembut seperti halnya sutra.

Jenis pakan alami yang juga cukup popular di kalangan petani budidaya. Memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, mencakup protein 57%, lemak 13.30%, karbohidrat 2.04% serat kasar 2.04%, kadar abu 3.6% dan air 87.7% Tubuh yang lunak juga menjadi keuntungan bagi ikan yang memakan cacing ini karena daya cerna cacing sutra dalam tubuh ikan hanya berjalan selama 2-4 jam. Itulah mengapa cacing sutra banyak digunakan sebagai pakan alami larva maupun ikan yang sudah dewasa.biasanya cacing sutra digunakan sebagai pakan ikan cupang, wader, lele, gurami, nila, dan sepat.

C. Langkah – langkah untuk budidaya cacing sutra

1. Menyiapkan Lahan dan Kolam

Budidaya cacing sutra bisa dilakukan memakai kolam, nampan bertingkat, atau menggunakan bak. Namun, yang paling optimal untuk budidaya adalah memakai kolam terpal karena kolam dengan terpal bisa menampung lebih banyak cacing dibanding media lainnya

2. Membuat Media Cacing kolam

  1. Siapkan lumpur sawah yang sudah steril dari banyak sampah. Hal ini bertujuan untuk menghindari banyaknya bibit penyakit di lumpur.
  2. Setelah itu, masukkan lumpur sawah ke dalam kolam. Sesuaikan saja banyaknya lumpur dengan besarnya kolam. Paling tidak ketinggiannya mencapai 10 cm.
  3. Setelah itu siapkan pupuk kandang di dalam bak. Untuk jumlahnya bisa dikira-kira saja, paling tidak sekitar 3 kg. Campur pupuk ini dengan nutrisi tambahan supaya pupuk lebih lembut yang bisa Anda beli di toko pertanian.
  4. Jika sudah tercampur rata, masukkan ke kolam terpal yang tadi sudah diisi dengan lumpur.
  5. Lalu aliri kolam dengan air bersih sampai semua media cacing terkena air. Setelahnya, diamkan kolam kurang lebih 3 hari supaya kualitas pupuk  dan lumpur lebih baik untuk bibit cacing. Setelah 3 hari, kolam pun siap diberi benih cacing sutra.

3. Penebaran Bibit Cacing

  1. Mematikan alat filter air kolam.
  2. Lakukanlah aklimatisasi  supaya cacing tidak stre begitu ditebar. Caranya adalah dengan meletakkan plastik bibit cacing di permukaan air. Biarkan beberapa saat supaya cacing bisa menyesuaikan diri dengan suhu kolam. Jika kira-kira sudah 30 menitan, buka plastik bibit cacing dan buang airnya.
  3. Lakukan penimbangan pada berat cacing. Hal ini untuk mengetahui bobot cacing sutra di awal penebaran. Setelah ditimbang, tebar bibit di kolam dengan kedalaman kira-kira 1-2 cm. Jika penebaran sudah dilakukan,  tak perlu memberinya pakan, sebab cacing akan mendapat makanan dari media cacing yang tadi sudah dibuat di kolam.

4. Perawatan Cacing Sutra

  1. Pemeliharaan pertama adalah dengan menjaga sistem resirkulasi air pada kolam
  2. menjaga cacing sutra dari hama penyakit yang menyerang. Hama cacing ini jika tidak diantisipasi bisa sangat mengganggu tumbuh kembang semua cacing sutra di kolam
  3. Dalam pemeliharaan ini juga perlu memberi cacing sutra pakan. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan seminggu setelah cacing ditebar. Selama seminggu itu, cacing tak perlu diberi makan karena sudah mendapat nutrisi dari media cacing dalam kolam Setelah satu minggu, cacing akan membutuhkan nutrisi yang lebih banyak sehingga perlu memberinya pakan. Adapun pakan yang disarankan adalah ampas tahu. Sebab ampas tahu ini mengandung nutrisi berupa protein kasar dan karbohidrat yang baik untuk pertumbuhan cacing.

5. Pemanenan Cacing Sutra

  • Pastikan cacing sutra sudah berumur kurang lebih 70 hari.
  • Sediakanlah kain dengan warna gelap untuk menutup nampan. Kain yang dipakai harus ditutupkan rapat ke nampan.
  • Kain yang digunakan haruslah yang berwarna gelap. Sebab jika warnanya terang, cahaya masih bisa masuk ke baskom.
  • Setelah itu, tutuplah media dengan kain selama 6 jam.
  • Jika sudah 6 jam, barulah  bisa memanen cacing di nampan.
  • Gunakanlah  sendok dan jaring ikan yang berukuran kecil untuk mengambil cacing sutra. Setelah itu barulah bisa memindahkannya ke wadah lain seperti baskom.

D. Keunggulan Pakan Alami

  1. Nilai gizi: Pakan alami memiliki nilai gizi yang lengkap, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
  2. Mudah dicerna: Pakan alami mudah dicerna karena ukurannya yang sesuai dengan bukaan mulut larva ikan.
  3. Ekonomis: Pakan alami lebih murah dibandingkan pakan buatan.
  4. Tidak mencemari air: Pakan alami tidak menyebabkan penurunan kualitas air dan lingkungan budidaya.
  5. Mudah diproduksi: Pakan alami mudah diproduksi sendiri.
  6. Rangsangan untuk ikan: Gerakan pakan alami dapat merangsang ikan untuk memburunya.
  7. Toleransi hidup tinggi: Pakan alami memiliki toleransi hidup yang tinggi terhadap lingkungan.
  8. Laju reproduksi tinggi: Pakan alami memiliki laju reproduksi yang tinggi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 views
Scroll to Top